Kisah Nyata Pengalaman Main Aplikasi Dating (Tinder, CMB, Bumble)




Ini adalah kisah nyata, saya seorang pria dengan umur yang hampir mendekati 30 dimana orang-orang yang seumuran saya mungkin sudah mulai menemukan pasangan hidup dan bahkan menikah. Ada juga yang beranggapan bahwa pria sampai tua pun tidak masalah untuk mencari pasangan hidup. Memang ada juga beberapa kenalan saya yang menikah ketika sudah umur sekitar 40 ke atas dan mendapatkan pasangan yang lebih muda, tapi tidak banyak yang seperti itu. Memang kita tidak akan tahu siapa jodoh kita dan dimana kita akan bertemu, tapi tidak ada salahnya berusaha berkenalan dengan banyak orang, siapa tahu dia adalah jodoh kita. Ada juga yang bilang kalau jodoh itu sebenarnya tidak jauh dengan kita, mungkin teman lama kita yang sudah lama tidak kita temui, atau mungkin juga sahabat kita yang sekarang masih berhubungan dekat dengan kita.

Bagi anak muda yang masih belasan tahun, pacaran mungkin hanya sekedar bersenang-senang saja, tapi jika sudah kepala 2 alias umur 20 ke atas, udah ga mungkin santai-santai lagi. Ada beberapa dari orang yang saya kenal bahkan tidak menikah atau menikah di usia tua yang tentunya sudah sulit untuk memiliki keturunan. Saya sendiri belum pernah pacaran alias jomblo dari lahir, bukannya tidak mau, tapi mungkin lebih tepatnya belum bertemu yang cocok. Begitu banyak orang yang saya temui dengan kepribadian yang berbeda dan latar belakang yang berbeda pula namun belum ada satu yang rasanya tepat untuk diriku. 


Awal Mula Bermain Dating Apps
Suatu hari, aku dan temanku bertemu dan membahas soal percintaan ini, tentunya dia juga masih single. Aku melihatnya bermain aplikasi Tinder, lalu aku pun penasaran dan bertanya padanya. "Bro, lu main gituan emang bisa dapet jodoh?" kata saya. "Ya kalo gue sih buat temen ngobrol aja, kalau emang cocok ya bisa lanjut, ada juga kok temen gue yang dapet dari aplikasi, siapa tau kan gue juga." jawabnya. Dari situ akhirnya aku mulai mencoba bermain aplikasi Tinder, swipe kanan artinya suka, swipe kiri artinya lewati. Ya karena penasaran akhirnya memulai dan sekedar iseng saja karena ingin tahu. Setelah beberapa hari bermain akhirnya ada beberapa orang yang match. Dari situ mulailah kuajak ngobrol satu per satu, ada yang hanya jawab satu dua patah kata, ada juga yang jawab panjang, ada juga yang tidak menjawab. Tidak sedikit dari mereka yang pada akhirnya pun menghilang alias tidak menjawab dan tidak ada kabarnya lagi.

Wanita Pertama (Dari Tinder)
Setelah berbulan-bulan bermain Tinder, aku pun tertarik pada satu wanita yang fotonya menarik dan juga ngobrolnya cukup seru dan tidak menghilang seperti yang lainnya. Akhirnya, aku dan dia memutuskan untuk bertemu di salah satu mall yang cukup besar. Betapa kagetnya ketika bertemu sangat berbeda jauh dari foto yang ada di aplikasi dan bahkan akun sosial medianya. Pada saat bertemu pun dia tidak fokus dengan diriku tapi malah lebih ke handphone nya. Dari situ aku pun memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan dengan dirinya

Karena sudah kecewa dengan satu dating apps, akhirnya aku pun mencoba dating apps lainnya seperti CMB dan Bumble. Di CMB lebih ada filternya dibandingkan dengan Tinder, namun pilihannya pun dibatasi per hari, biasanya tidak lebih dari 30 orang, bahkan terkadang tidak sampai 10 orang. Kalau di Bumble, wanita yang harus memulai obrolan, jika tidak maka langsung unmatch otomatis setelah 24 jam. Akhirnya aku pun mulai bermain CMB dan Bumble secara bersamaan. 

Wanita Kedua (Dari CMB)
Setelah berbulan-bulan akhirnya match dengan 1 orang yang fotonya cukup oke dan sepertinya cukup perhatian. Singkat cerita setelah seminggu ngobrol, kita pun janjian buat ketemuan di salah satu mall. Jarak rumahnya dan rumahku cukup jauh, hampir 50 Km. Ketika bertemu, dia pun tersenyum dan memang sesuai fotonya yang begitu manis dan menawan. Dia pun membawakan makanan untukku padahal baru pertama kali bertemu, rasanya sudah ideal banget bua pasangan hidup. Ngobrol pun asik pada saat makan dan sepertinya mempunyai pemikiran yang sama. Setelah pulang dari bertemu dengannya kita pun tetap lanjut berhubungan dan bertemu beberapa kali hingga akhirnya mulai terlihat ketidakcocokan. Karakternya yang keras dan suka menuntut mulai terlihat, semua keinginannya harus dipenuhi dan dituruti, rasanya berbeda sekali dengan saat pertama kali bertemu.
Akhirnya setelah beberapa bulan , kami pun memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan karena makin lama makin tidak nyaman dan ada ketidakcocokan.

Sejak saat itu aku pun mulai malas bermain aplikasi dating karena berkenalan dengan orang secara acak yang tidak kukenal dan memang kemungkinan cocoknya kecil, belum lagi harus bertemu dengan orang yang jaraknya terkadang cukup jauh dan belum tentu cocok.

Comments